Sunday, January 2, 2011

Selingkuh dengan Teman Suamiku

Aku bernama Erni umur 34 tahun,mempunyai pengalaman berselingkuh dengan teman suamiku bernama Vin umurnya 34 tahun. Tinggiku 157 cm dan berat 55 kg, dadaku 34 B, sedangkan Vin tinginya 183 cm dengan berat badan (mungkin) 80-an kg. Pria ini teman dekat suamiku. Karena ulah suamiku aku menyukai pria asal Itali ini. Aku, pernah ngesek bersama dengan suamiku sekaligus melibatkan Vin. Peristiwa itu mengawali diriku menyukai Vin, dan ketagihan untuk ngesek lagi dengan teman suamiku itu . Aku bekerja di sebuah perusahaan di Jakarta. Sedangkan Vin teman sekantor suamiku. Aku dan suamiku sudah menjalani pernikahan selama 9 tahun dan memperoleh seorang anak. Kehidupan perkawinanku baik2 saja, meski aku berselingkuh dengan Vin.Karena "hubungan" kami hanya terbatas kebutuhan seks saja. Pada suatu siang, Vin meneleponku. Bahwa nanti malam dia mengajak bertemu, dan aku bersedia.Kebetulan suamiku tugas ke luar kota, dan beberapa hari ini muncul keinginan ngesek dengan dia." Oke aku tunggu di rumah atau ketemu di luar saja," jawabku. Vin mengusulkan aku ke apartemennya saja. Agar tidak ada orang yang tahu." Ok deh nanti jam 7 an aku ke sana " jawabku.
Sore itu aku bergegas pulang. Sampai di rumah aku sampaikan kepada pembantu dan anakku, bahwa nanti malam aku ada acara kantor. Dan kemungkinan pulangnya agak larut. Alasan serupa juga kusampaikan kepada suamiku via SMS. Dia tidak keberatan, karena aku beralasan .akan dijemput dan diantar oleh sopir kantorku. Setelah semua kebutuhan dan keperluan di rumahku beres, Aku segera mandi. Kupilih baju tipis dan rok yang juga terbuat dari kain halus.CD yang kukenakan model G string dan BH berbahan transparan juga berwarna hitam.Aku utahu pertemuan bertujuan ML (making love) . 


Aku tidak memesan taksi dari rumah, agar pembantuku tidak tahu kalau aku naik taksi.Setelah berjalan kaki beberapa meter dari rumah, aku mencegat taksi.Vin tinggal di sebuah apartemen di Kebayoran Baru. Ternyata dia sudah menungguku di depan lobby. Kami beriringan masuk lift ke lantai 11."Er saya mandi dulu ya," kata Vin . Dia baru pulang dari kantor, dan belum sempat mandi. Sementara menunggu Vin, aku duduk santai di ruang tamu. Sam,bil menonton TV. Selang beberapa menit kemudian, Vin dengan mengenakan kimono biru, duduk disampingku. Tanpa terasa selama ngobrol dan minum, dia menghabiskan 2 kaleng bir.
Mataku sempat meselintas melihat penis dan kantung pelirnya dari celah kimononya.. Ternyata dia tidak mengenakan celana dalam. Tanganku segera mengelus elus pahanya. Vin sejenak melirikku dan memelukku serta menciumiku.Kubalas dengan tidak kalah mesra. Vin yang semula mengelus elus dan meremas remas tanganku, beralih meraba raba pahaku dan lututku. Tahap demi tahap dadaku yang terbuka, sampai di atas tonjolan payudaraku dia diciumi dan dijilati. Rasanya enak dan lembut. Tangannya mengelus elus bagian payudaraku yang tertutup BH dan blus tipis.Gerakan bibir dan lidahnya yang mengecup dan mengelitik putingku yang sudah menonjol dari balik BH tipis itu. Rasanya nikmat dan merangsangku. Nafsu ku mulai meninggi dan tanganku segera menyelinap ke balik kimononya,mengelus dan merba raba paha dan penisnya yang masih "tidur".Vin tampaknya mulai terangsang, hal itu kuketahui dari penisnya yang begerak menegang. Diamenggelinjang keenakan." Er..... enak sekali," bisiknya..Satu persatu kancing blusku dia lepas, . sehingga BH hitamku mencuat keluar. Payudaraku yang tertutup BH dia raba raba.Kedua punting terasa membesar dan mengeras. Dari balik BH ku yang tipis itu kelihatan tonjolan puntingku. Vin semakin gemas, dia menjilatinya dan menciuminya. Aku semakin kegelian.Belum lagi hilang kenikmatan yang kuperoleh, terasa tanganya merambat ke bawah. Perutku dielus elus dan pada gilirannya rambut bawahku juga merasakan hal serupa. Dalam keadaan yang semakin terangsang, kukulum bibirnya dan kupermainkan lidahnya. 


Vin kelihatannya semakin benafsu. Setelah dia melepas kuluman di bibirku, bibirnya dan lidahnya beralih menjilati leherku dengan lembut. Sementara kedua tangannya bekerja untuk menanggalkan blusku. Blusku dicampakan. Kini bagian atas tubuhku sudah terbuka bebas. . Mulut pria yang dengan" rakus" melumat leherku beralih melumat bagian depan dadaku. Aaaahhh...aaaahh. Aku merintih keenakan dan kegelian. Penis Vin yang kuelus elus terasa semakin menegang. Penis itu begitu panjang dan keras sekali. Nikmat sekali menggegam dan mengelus penis yang kini sudah tegang. Pelan-pelan kukocok kocok, sampai Vin merintih dan melenguh keenakan.Tanganku menarik penis keluar dari sela sela kimono. Melihat penis dengan kepala yang cukup besar itu nafsuku semakin berkobar. Segera kucium dan kujilati. Vin menggegejang. Dan dia cengan cekatan melepas kaitan BH ku, dan melepaskannya dari tubuhku. Dua gunung kembar yang terbuka itu, kugeser geser ke kepala penisnya. Vin semakin mengejang dan merintih.


Dia menarik tubuhku ke atas, kepalanya menunduk dan bibirnya mengecup ngecup dadaku. Buah dadaku dikulum, dan putingnya disedot sedot dengan lembut. Eeehhhh.... eeehhhh. Aku menggelinjang dan kerengguk kepala Vin kelengketkan ke dadaku. Kegelian dan kenikmatan semakin menjadi jadi. Aaaaaahhhh .... aaaach..." Enaaaaak ..Vinnnn" aku merintih rintih, tanganya mengelus dan mengelitikan rambut dan vaginaku yang masih tertutup CD tipis Vaginaku mulai basah. Vi yang tangan yang kekar dan berbulu ini memang pintar membuat diriku cengan cepat terangsang.. Tanpa kusadari kedua kakiku terentang lebar. Melihat posisiku seperti itu, dia semakin bernafsu. Pangkal pahaku dielus elus, sekali kali jari jarinya mengesek gesek bibir vaginaku yang semakin basah. Kiltorisku yang sudah mengeras, dielus elusnya juga. Enak banget. Vin bangkit dan segera menarik rsleting serta melepas rokku. 


Diriku kini hanya terbalut CD. Rambut vaginaku terbayang jelas dibalik CD. Vin kemudian berjongkok dibawahku dan lidahnya menjilati vaginaku. Lidahnya bergeser geser di bagian lubang vagina dan klitorisku. Cara pria ini mengoral membuat diriku semakin terangsang. Lenguhan dan rintihan disertai gelinjangan liar menunjukan bagaimana dirku tak terkontrol lagi. Lidah Vin menjelajah di sela sela CD ku yang bagian tepinya ditarik dan digserkan ke sampaing. Vaginaku terbuka lebar, karena kedua pahaku kurentangkan. Lidanya semakin menyusup ke dalam lubangku. Terasa geli sekali. Cairanku mengalir deras. Bibir vaginaku dikecup sangat lembut sekali. Sementara kedua tangannya mengelus elus kedua pahaku. Mataku yang terpejam semakin terasa gelap. Aliran rangsangan sudah sampai ke ujung kepalaku. Kepala Vin kucengkeram, setiap kali kegelian yang begitu tinggi menjalar ke sleuruh tubuhku. " Aaaah.. Vin nikmat sekali aaaah, aku nggak kuat Vin..enaaaaak," rintihku sambil meremas rambut kepalanya. Masih dalam posisi dia mengulum vaginaku, Vin melepas komononya. Kini Vin sudah bertelanjang bulat. Aku yang dari tadi duduk dalam posisi melorot, bangun dan duduk di tepi sofa. Kuraih penis yang digegamanku ukurannya itu, dan segera kukulum. Cairan yang membasahi penis itu agak asin. Kepala penis yang mirip helm tentara ini kujilati dengan penuh nafsu. Tanganku mengelus elus kantung bijinya yang menggelantung dibawah penis yang masuk di mulutku. Vin melenguh keenakan dan tubuhnya sempat begetar. " Er... nikmat ...aaaah," bisik Vin, dan permainan pada penisnya kutingkat lebih seru lagi. Vin sempat kelojotan juga, kedua kakinya direntangkan lebih lebar. Posisi ini membuat ku semakin leluasa mengoralnya.
Tampaknya Vin sudah tidak tahan lagi merasakan penisnya kujiltai dan kusedot sedot. Dia menarik tubuhku dan mendekapnya.Kami berpelukan dengan posisi berdiri. Tubuh jangkung itu menduduk dan bibirku yang masih basah oleh cairan penisnya langsung dikulum. Terasa penisnya membentur tubuhku dan dia geser geser. Penis ukuran " large" menyusup ke selangkanganku dan bergerak gerak bergser geser di vaginaku yang masih tertutup CD. Meski dilapisi kain CD, gerakan penis itu terasa menggelikan dan enak sekali. Tiba-tiba Vin membalik badanku sehingga posisinya dia memeluku dari belakang. Leher dan tengkuk dia ciumi dan jilati. Sementara kedua tanganya meremas remas dan mengelus kedua buah dadaku. Aku merintih, menggelijang. Vin sangat tahu kalau aku paling tidak tahan bila bagian belakangku diciumi atau dijilati. Pinggul dan bokongku meliuk liuk.u merintih keenakkan. Pria yang merangsangku ini memang sangat faham dimana titik titik sensitifku. Termasuk area tubuhku bagian belakang.Kalau diciumi atau dijilati di bagian ini, aku merasakan suatu kegelian yang sangat tinggi. Mataku terpejam, untuk menikmati rangsangan demi rangsangan yang terjadi pada diriku. Tak lama kemudian, Vin berjongkok di bagian bokongku merasakan suatu sensasi lain.Lidah dan bibir Vin terasa ekank sekali saat menjelajah di sekitar itu. Belahan bokokngku berkali kali di jilatinya Geli sekali. Tubuhku bergetar menahan kenikmatan. Kain mirip tali di G Stringku ditarik pelan pelan."Apa yang akan dia lakukan lagi", kataku dalam batin. Ternyata lidahnya menjilati sekitar lubang belakangku.bergnatian dengan menyentuhkan ujung lidahnya ke bibir vaginaku. Sementara kedua tangannya mengelus elus bulu vaginaku. Kenikmatan yang kuperoleh aku ekspoltasikan dengan mengelus elus elus tangannya, serta menekan agar masuk lebih ke bawah lagi. Dia semakin terbawa oleh permainanku juga. Ketika aku melebarkan posisi kedua kakiku. Melalui sela sela CD ku. Lidah Vin menyusup lebih dalam dan menjilati vaginaku dengan lembut. Tubuhku mengejang ngejang, keenakan. Aaaaahh.... eeeeeh...eeeeehhh...eeehhh. 


Perasaan dan otakku semakin tak terkendali. Teramasuk saat Vin memintaku menungging juga kuturuti. Kedua tanganku berpegangan di sofa. Dia menempatkan posisinya di bawahku. Payudaraku yang menggelantung di raih dan dikulum serta putingnya begrantian dijilati. Lidahnya menjilati dari payudara, perut terus turun sampai mendekati gundukan rambut vaginaku. Dia berkali kali menjilati dan jari jarinya mengelus elus vaginaku. Gila, enak sekali, sensasi dari permainan ini. Tubuhku sempat beberapa kali bergoyang dan bergetar. Saat lidah dan bibirnya mengecup bagian yang sangat senesitif bagiku.Pelan pelan Vin menarik CD ku dan dia memlorotkan dan mencampakan di lantai di tumpukkan kimononya. Masih dalam keadaan berrlanjang bulat, Vin minta agar diriku tetap menungging. Kedua kakiku direntang lagi. Vin berjongkok di belakangku dan dia mengoral seluruh bokongku. Aku sempat beteriak dan melenguh ketika lidahnya menjilati lubang duburku. Enak dan geli sekali. Bokongku bergoyang goyang menikmati rangsangan yang belum pernah aku peroleh dari suamiku." Vin ...... enaaaak... geliii sekaliiii," lenguhku sambil memutar mutar pinggulku. Rasa kegelian semakin memuncak saat lidahnya berulang ulang menyapu dan menjilati kulit di antara lubang vagina dan lubang dubur. Bibir vaginaku yang sudah basah kuyup, terasa dikuak oleh tangan Vin dan lidahnya menjilati lebih ke dalam lagi. Vaginaku merasakan suatu isapan yang lembut. Ternyata Vin memang menyedotnya. Wuaaah.... enak dan nikmat banget. Ujung lidah yang menggelitik dinding vaginaku, kurasakan semakin nikmat saat dia menyedot vaginaku.. Cairan yang tersimpan di dalam terasa mengalir keluar, dan dia menghirupnya. Mungkin dia menelannya. Aku sudah tidak peduli lagi. Apa pun yang dia lakukan, aku pasrah. Terpenting aku merasakan suatu kenikmatan dan kepuasan yang panjang. Pria teman suamiku ini memang hebat dalam teknik mengoral. Hal ini kurasakan. Beberapa kali aku harus menyerah kalah ( sudah orgasme), padahal masih pada tahap fore play. Kehaliannya dia mengoral itu menjadikan aku sering orgasme duluan.Setiap kali ML dengan dia, sedikitnya mengalami dua kali orgasme. Permainan oral seks dia, diselingi dengan bergantian mengulum kedua payudaraku, Gundukan dimana rambut bawahku tumbuh berkali kali kalu dikecup dan dijilatinya. Pangkal selangkangku jug a memperoleh giliran disapu sapu oleh lidah dan bibirnya. Permainan Vin ini membuat diriku semakin nikmat. Dibandingkan suamiku saat mengoral diriku, Vin jauh lebih pintar, dan sabar serta lembut.Aku yakin siapaun wanita yang merasakan permaina Vin tersebut akan mengalami seperti diriku. 


Rintih rintih dan kegelinjangan menunjukan kalau aku semakin terangsang.Terutama saat Vin kembali mengulum bibir vaginaku, lidahnya menjilat pelan di ujung klitorisku. Vaginaku semakin kencang. Tiba tiba kegelian semakin menyelimuti diriku ketika vaginaku terasa disedot dan payudaraku di remas lembut sekali, dan lubang duburku di elus elus oleh jari Vin. Aaaaaaaahhh... aaaahh. Tubuhku bergoyang hebat, mataku gelap. Rasa geli pada idirku meningkat lebih cepat.. "Aaaaaaahhh... Vinnnn... saya orgasmee ... aaaaahhhhh," teriakku dan tubuhku mengejang lebih keras. Vin bukannya mengedurkan permainan malahan mulutnya semakin "melumat" vaginaku. Orgasme yang terjadi pada diriku semakin panjang. Vaginaku berkedut kedut.
Vin kuduga juga merasakan gerakan pada vaginaku itu. Dia berbisiki, " Er ... saya masuki yaaa," dan kujawab " Iya Vin... masukin aku dari tadi sudah kepingin punyamu ke dalam,". Vin berdiri, penisnya di arahakan ke vaginaku dan terasa sangat lembut mengeser geser di sana. Tak lama kemudian terasa vaginaku tersumpal benda keras dan besar. " Eeeeeehhhhh..." aku merintih pelan dan Vin yang kedua tanganya memegang pinggulku segera mendorong penisnya. Aaaahh... enak sekali. Batang penis pajang dan besar itu tahap demi tahap menyusup lebih dalam . Ketika dia mendorong lebih dalam terasa sepertinya menyentuh dinding rahimku. Nikmaaat sekali. Kegelian semakin menjadi jadi ketika penis itu berputar putar pelan dalam di dalam. Dinding vaginaku yang mencengkeram penis itu merasakan adanya batang penis berulir ulir bergerak keluar masuk. Guratan dan uliran urat yang melingkar lingkar pada penis Vin memang menjadikan penis ekstra besar itu menjadi semakin lebih istimewa. Apalagi pemiliknya tergolong "pria kuat dan tahan lama 


Dengan posisi dogystyle, Vin "menghajarku" dengan kelembutan yang dia miliki. Setiap kali dia menghujamkan penisnya ke dalam kuimbangi dengan memutar mutar pinggulku. Bila dia memutar penisnya bokongku kudorong ke belakang, sehingga putaran tidak hanya terasa di dalam tapi juga dirasakan oleh bibir vaginaku. Kenikmatan lain yang dia berikan, saat dia " menghajarkan" seperti itu, berkali kali bibirnya menjilati punggung dan leherku. Sedangkan kedua tangannya terus mengelus elus payudaraku yang makin mengencang dan menggelantung . Sepertinya Vin memang ingin memberikan kenikmatan secara utuh., Agar diriku memperoleh kepuasan prima. Kegelian dan kenikmatan semakin menjadikan diriku melambung ke langit. Lenguhan dan desahan dari Vin berulang kali menunjukan dia juga menikmati permainanku yang cenderung lebih pasif dibandingkan permainan dia. Tanpa terasa mungkin sudah lebih dari 10 menit dia bermain dengan gaya doggystyle itu. Meski aku merasakan kenikmatan yang begitu tinggi. Kekuatan tubuhku tak mampu mendukungnya. Lama kelamaaan kakaiku sudah tidak tahan lagi menyangga tubuhku. Kakiku agak gemetaran. Vin tampaknya tahu akan kondisiku. " Kamu capek ya ... tapi saya lagi enak nih," bisiknya dan aku hanya menjawab pendek, " Iyaaa... kita berubah posisi yuk," kataku.


Vin pelan pelan mencabut penisnya dan minta aku berdiri. Kemudian dia duduk di pinggir sofa. Kulihat penis yang mencuat keras itu mendonggak ke atas. Dari posisinya aku mengetahui agar aku duduk dipangkuannya. Tanganku melingkar di lehernya dan kuposisikan lubang vaginaku tepat di penis Vin. Kuturunkan badanku pelan pelan, sementara tangan Vin yang menggegam penis, juga mengarahkannya tepat ke lubang vaginaku. Bleeeessss..... penis itu masuk ke dalam. Vin segera menggerakkan pinggulnya.Meski penis itu terasa sesak dan padat, tapi vaginaku merasa kegelian. Pinggulku kuputar putar, dan kuselingi dengan gerakkan naik turun.Bibir kami saling berpagutan, tanganku melingkar di leher Vin. Kedua tangan Vin memeluk pinggulku. Tubuh kami saling lengket, sehingga kedua payudaraku sering kali kegelian tergesek oleh bulu2 dada. Kami saling bergantian mengeksplorasi leher. Kecupan dan jilatan membuat Vin, beberapa kali merintih. Setiap kali dia tidak tahan kegelian pada lehernya, Bibirnya langsung menyambar biibirku dan mengulumnya. Lidahnya maupun lidahku saling " bermain" di dalam mulut. Permainan semakin seru. Tubuhku yang dipelukan dan pangkuannya, bergerak semakin liar. Dengusan nafas dan nafsu kami berdua semakin mengebu ngebu. Kedua tangan Vin mengangkat pinggulku dan kemudian menurunkannya secara pelan pelan. Vaginaku terasa seperti dimasuki benda kenyal, keras panjang dan besar yang kurasakan begitu enak. Apalagi saat tubuhku terdiam penis itu begerak gerak di dalam vaginaku. Gerakan dan sentakan itu membuatku mengalami suatu kenikmatan yang sulit aku ceritakan.


Entah bagaimana, perasan kenikmatan yang kualami kali ini semakin menghebat. Aku berkali kali menggelinjang dan mengenjang. Begitu pula Vin, kulihat semakin bernafsu memuaskan diriku. Sentuhan sentuhan dan gesekan penisnya terasa enak sekali, sehingga vaginaku mencengkeramnya. " Er... enak nggak.," bisik Vin dan aku berterus terang, " Enak sekali Vin... aaaacchhhh... aaachhhh, Bikin aku puas lagi yaaaaa". Mendengar jawabanku itu Vin segera memutar pelan penisnya dan sepertinya seluruh dinding vaginaku tergesek gesek dan diaduk aduk lembut olehnya. Aku semakin merintih rintih. Vin mendorong tubuhku dan dia membukukan kepalanya. Aaaaahhh...aaaaaah.. mulunya mengulum buah dadaku dan putingnya dia isap isap. " Yaaaa.Vin.... enaaaaaaaaaak," aku berteraik histeris sambil menghentakan hentakan kepalaku. Nafsuku semakin teak terkendali dan liar. Rintihan dan lenguhanku bertubi tubi mengikuti alur permainan Vin. Vaginaku semakin mengencang dan aku merasakan sebentar lagi akan orgasme lagi." Vin kam,u hebat ... kamu jantan .. Vin... bentar lagi aaaaahh," teriakku keenakan. Bibirnya yang melumat payudaraku beralih melumat bibirku. Dan, aku sudah tidak tahan lagi." Vin ayuk saama Vin... ayuk dong sayang....aku mau puncaaak nih " kataku setengah berteriak dan dia membalasnya," Iyaaaa... ayuk sama sama... ". Tubuhku dan tubuh dia bergerak cepat. Aku naik turun dan dia mengimbangi dengan mendorong ke atas, sehingga penisnya semakin ke dalam. " Aaaaaaaaaaah..........aaaaaaaaaaaaaaah sayaa klimakass," teriakku dan aku mencapai titik klimaaks yang sangat tinggi. Tubuhku mengejang dan bergetar keras. Tak lama kemudian nafas Vin semakin cepat dan dia juga menrintih keras, " Eeeehhh....eeehhhhh.... saya keluar Errrr," tubuhku ditekan kebawah dan dipeluknya dengan ketat. Terasa sperma yang hangat menyemprot dan membasahi vaginaku. Aku roboh di pelukkannya., Pria ini memeluku ku dan mencium bibirku. Mesra sekali. Aku merasakan suatu bahagia dan kepuasan yang begitu tingg, seperti terbang ke surga.Aku menilai Vin memang jantan, pria sejati. Dia telah memberikan kepuasan yang sangat istimewa kepadaku.


Dalam keadaan saling berpelukkan. Vin menggeser tubuhnya dan tubuhku sehingga posisi kami tiduran di sofa panjang yang muat untuk tiga orang. Kucium ketiaknya dan bulu dadanya. " Terima kasih sayang...kamu memberikan kepuasan seperti kualami sekarang ini," bisiku. Vin tersenyum dan menciumi rambut kepalaku. Setelah pulih , usaia melewati "pertempuran" yang begitu seru dan nikmat. Aku mencoba bangkit dan menarik vaginaku. Ternyata penis Vin masih menegang, sehingga masih memadati lubang vaginaku. Sehingga agak sulit keluarnya. Vin yang sudah membuka matanya sempat tersenyum. " Biarin di dalam dulu ya... sampai dia lemas sendiri," katanya sambil meraih payudaraku dan mengelusnya lembut. Beberapa menit kemudian setelah terasa vaginaku agak melonggar, pelan pelan aku bangkit dan melepas penisnya. " Saya mau ke kamar mandi dulu," kataku sambil berdiri. Tapi saat melihat tubuh Vin yang terkapar dan jantan itu. Muncul keinginanku. Penis yang berlumur sperma bercampuran cairan vaginak, kucium dan kulum sebentar. Vin sempat menggeliat." Err geli sekali..." katanya. Aku segera bangki menuju ke kamar mandi. Saat aku membersihkan diri. Vin menyusulku. Dia minta aku duduk di bibir bathup. Dan dia membantu membersihkan vagianku dengan penuh perhatian. Setelah vaginaku bersih. Gantian aku yang mencuci penisnya. Selama aku menyambuni dan mengosok penis yang bergelantung, aku sempat membatin. " Burung ini memang besar dan panjang .. pantas saja aku keenakan setiap kali dia masuk ke punyaku,".Setelah mandi aku dan Vin beristirahat di tempat tidurnya. Kami berdua tetap tanpa sehela benangpun. Saat aku menghitung waktu. Baru kusadari tadi kami ngesek lebih dari 35 menit. Beberapa menit berlalu aku terlelap dipelukan Vin. 


Setelah terbangun jam menunjukan pukul 21.00. Vin menyiapkan makanan dan kami makan bersama. Romantisnya lagi, selama makan dan berbincang kami tetap telanjang bulat. Tubuhku terasa sudah kembali pulih. Ditambah dengan minum sesloki red wine lagi. 


Setelah berkumur dan membersihkan mulutku, Vin mengajaku kembali ke tempat tidur. Dia memelukku dan mencium ku kembali. Kurasakan jilatan pada leherku. Nafasnya begitu hangat dan harum. Aku diam saja, menikmati jilatan dan ciumannya. Tapi hal itu tak berlangsung lama. Kubalas dengan mengulumnya bibir dan memainkan lidahku di dalam mulutnya. Sedangkan tanganku meraba raba dadanya. Vin bereaksi dengan mengelu elus payudaraku. Putingku yang mulai mengeras dan mencuat diusap usah oleh jari jarinya. Terasa lembut dan enak. Lidaku gantian menjilati lehernya. Dia merintih kegelian. Penisnya kuelus elus, dan mulai mulai menegang kembali Tampaknya Vin mulai terangsang. Vin menurunkan kepalanya, dan mengulum puting buah dadaku. Nikmat sekali. Kulumannya dan ciumannya menjadi aku semakin terangsang.. Bibir dan lidahnya menciumi seluruh bagian depan tubuhku. Jari jarinya yang bermain di vaginaku pelan pelan dengan lembut menyusup masuk ke dalam vaginaku. Jari tengah yang ukurannya cukup besar bermain di dalam. Terasa geli dan enak. Jari itu keluar masuk dan berputar putar di dalam. Aku merintih keenakan. Pahaku kukangkangkan lebih lebar lagi. Di bangkit dan kepalanya ke bawah .Dia menjilati rambut vaginaku, dan klitorisku. Dirku semakin kegelian. Rintihan dan desahan mengalir dengan cepat. " Vin terus Vin.. terussss," kataku merengek rengek minta agar dia mengoralku lebih enak lagi. Lidahnya berulang ulang menjilati seluruh bibir dan lubang vaginaku. klitorisku di kecup2nya. Aaaaaah.. aku kegelian. Lubang vaginaku terasa dijuluri oleh lidahnya dan di dalam bergerak gerak menjelajahi seluruh dinding depan liang kenikmatanku itu. Kedua tangan Vin secara bersama juga mengelus dan meremas lembut kedua payudaraku. Aku menggelinjang semakin hebat. Kuangkat dan ketekuk kedua pahaku, agar Vin lebih mudah menikmati vaginaku. Aaaaahhhh.....aaaaahhhh...aaaahahhh .Aku melolong keeenakan saat vaginaku terasa disedot dengan lembut oleh Vin. Tubuhku bergetar getar tidak karuan. " Vin ...Vin aku enak... gantian Vin ...," rintihku sambilberusaha duduk dan menarik tubuh dia. " Kamu terlentang ya.." kataku. Dia sangat mahfum dengan kemauanku itu. Tubuh yang perkasa itu terlentang. Kulihat penisnya sudah mencuat ke atas. kuraih penis itu kuelus elus sebentar. Kemudian aku mengulumnya. Kini kubalas permainan dia. Penis yang begitu dan menggiurkan itu kuisap isap, dan kujilati dengan [penuh nafsu.. Vin merintih rintih.Lenguhan berganti rintihan semakin cepat ketika.Kantung bijinya kujilati dan kukecup kecup.. " Er... aku geli sekali... kamu gituin." rintih Vin.Penisnya semakin tegang dan panjang.Kepala penis yang besar seperti helm, dan kini beriar kujilati dengan ujung lidahku. Vin mengejang ngejang.Tangan Vin berusaha menggapai tubuhku. Kemudian posisiku beralih tubuhku di sampingnya. Sehingga tanganya bisa menjangkau payudara dan vaginaku. Saat aku mengoralnya, Vin meransgang payudara bergantian dengan vaginaku. Kini aku ikut menggelinjang. Pinggulku bergoyang goyang. Dia menarik pinggulku. Menempatkan posisi vawahku persisi di mulutnya. Kami bergaya 69. Vaginaku dijilati dan disedot sedot. Sementara tangan kanannya mengelus elus kedua buah dadaku bergantian. Hisapan dan hilatan terus kulakauakn pada penisnya. Lidahku juga menjilati bagian bawah kantung pelirnya. Di sini Vin, kembali mengejang. " Terus ke bawah lagi jilati semua... aaaahh....aaaahhh...aaah," rintih Vin. Vin dan akupun sudah semakin tidak tahan. Ingin segera mentutaskan permainan ini. " Err masuk yaaa.. kamu di atas," pintanya. Beberapa menit aku masih mengoralnya.Aku bangun dan berjongkok di atas penisnya. Kugegam penis itu dan kubimbing masuk ke dalam vaginaku. Enak sekali, penis yang panjang itu terasa masuk sangat dalam.sekali. Pinggulku bergoyang dan berputar. Menstimulasi penis Vin yang tercengkeram di dalam. Setiap aku menggerakan pionggulku, Vin melakukan hentakan dan gerakan memutar yang berlawanan. Nikmat sekali. Tapi aku ingin bisa lebih menikmati lagi. " Vin... kamu diam ya .. biar kamu menikmati saja dan aku yang kerja," kataku dan dia mengangguk sambil tersenyum. Kedua tangannya terus mengelus kedua payudaraku dan bergantian dengan mengelus pinggulku. Bokongku naik turun dan pinggulku berputar putar, Penis di dalam diremas remas oleh dinding dan otot vaginaku. Vin memejamkan matanya, menikmati permainanku. Meski tubuhnya diam, terasa penis yang sedang merasakan kedutan kedutan vaginhaku juga memebrikan perlawanan. Penis itu sepertinya tersentak sentak dan bergerak memutar. Aku geli sekali dan nikmat. Aku merintih dan mendesah desah lebih liar lagi. Vaginaku terasa geli sekali. " Sayaaaaa.... enak Vin.. aaaahhh aaaahahh aaaahhh," rintihku sambil memacu gerakan pinggulku lebih liar. Vin mendekap pingganku dan mengikuti gerakan tubuhku yang meliuk liuk. Bokokngku ku tekan lebih dalam lagi. Gesekan bulu yang mengelilingi penis Vin, membuat vagina dan selangkanganku semakin kegelian. Suara di kamar berukuran 3 kali 4 meter itu semakin ramai oleh dengusah nfaas dan rintihan kedua manusia yang sedang berpacu kenikmatan.


Tubuhku semakin mengejang dan rintihanku sudah tidak beraturan lagi. Terasa aliran kenikmatan dan kegelian menjalar ke seluruh tubuhku. Mulai dari ujung kaki sampai ke ubun ubun. " Vin saya enaaak.... ayuk... ayuk kita bareng...eeeehh..eeehhh," kataku saat merasakan kegelian yang begitu hebat dan sebentar lagi pasti segera orgasme. G Spotku berkali kali tersentuh oleh penis Vin. beberapa menit kemudian tubuhku mengejang dan aku berteriak keras," Aaaaaaahhh.........aku klimaksss Vin....". Vaginaku berkedut kedut lebih cepat. Vin merasakannya, " Enaaak .. punyamu ... aaaahh" rintihnya sembari dan tangan Vin dari tadi mengelus dan meraba payudaraku beralih memegangi pinggangku. Beberapa menit kemudian dia melenguh panjang," Aaaaauuuuuhhh...aaauhhh,". Penis yang begitu besar dan memadati vaginaku, terehentak hentak dan menyemburkan sperma. Dengan vaginaku masih mencekeram penisnya, aku duduk terdiam. Kedutan di dalam vaginaku masih berlangsung ssementara penis Vin pun belum terlihat tanda lunglai. Kupandangi Vin, dia tampak puas. Begitu pula aku juga mengalami kepuasan lagi.


Selewat beberapa menit kemudian, terasa penis Vin mengecil, dan pelan pelan kutarik keluar. Tubuhku roboh ke samping Vin. Kupeluk tubuh pria yang sering memmuaskan dahaga seksku itu. Kami berciuman dan berulang ulang menyampaikan perasaan masing masing. Vin dan aku sama sama puas dan merasakan kenikmatan. 
Setelah membersihkan diri aku bersiap siap pulang. Vin masih sempat menciumku bibir dan vaginaku. Akupun sebelum keluar kamar mengulum penisnya yang terkulai lemas di balik celananya. Vin mengantarku pulang dengan mobilnya. Di tengan perjalanan kami berjanji bila ada kesempatan dan membutuhkan akan ML lagi. Malam itu aku sungguh bahagia karena memperoleh kepuasan dan kenikmatan. Desakan dan luapan libido kini terbayar sudah. Sampai menjelang tidur pun bayangan, serunya permainan ngesek tadi terus muncul di kepalaku. Kubayangkan begitu aku begitu nikmat ketika penis Vin menjelajahi dan menghujam di dalam vaginaku. Dan setiap kali aku membayangkan penis yang panjangnya lebih dari 17 cm, mungkin juga antara 18- 20 cm itu vaginaku mengencang.

No comments:

Post a Comment